Sebuah studi dari Universitas Columbia, Universitas Pennsylvania, dan lembaga penelitian ilmiah lainnya menemukan bahwa hilangnya rasa atau bau setelah infeksi COVID-19 mungkin terkait dengan intensitas respons kekebalan orang yang terinfeksi.
Studi ini dipublikasikan di Public Library of Science. Para peneliti mempelajari sampel darah dari 306 orang yang pulih dari infeksi COVID-19 pada awal pandemi dan menemukan bahwa mereka yang memiliki tingkat antibodi lebih tinggi cenderung melaporkan kehilangan bau atau rasa. Pasien-pasien ini dua kali lebih mungkin kehilangan rasa atau bau dibandingkan mereka yang tidak memiliki tingkat antibodi di atas rata-rata dalam darah.