1 : Apakah batuk setelah infeksi sama dengan batuk akibat flu biasa?
Infeksi novel coronavirus sering muncul dengan gejala batuk, ia berbeda dengan batuk menular biasa, pilek, atau bahkan batuk flu. Alasannya, novel coronavirus bersifat neuroophagic, yang dapat menyebabkan perubahan neuropatologis dan inflamasi. Misalnya, menyebabkan hiposmia atau hipotaktik sebenarnya adalah kerusakan patologis pada saraf kita yang hilang. Oleh karena itu, batuk setelah infeksi dibandingkan flu biasa, batuk infeksi bintang influenza akan lebih serius dan persisten.
2 : Apakah Anda memerlukan obat untuk batuk setelah infeksi COVID-19?
Biasanya, beberapa obat batuk perifer dan sentral dapat digunakan, sesuai dengan situasi stadium akut, subakut, dan kronis. Untuk batuk infeksi COVID-19 pada tahap model, obat batuk tidak boleh digunakan sendiri, tetapi harus diobati bersamaan dengan antihistamin dan dekongestan. Pada tahap demam juga perlu diatasi bersamaan dengan kombinasi obat antipiretik dan nyeri persalinan. Batuk sub-akut dan kronis setelah infeksi COVID-19 diobati sesuai dengan Pedoman Diagnosis dan Pengobatan Batuk Cina dan dapat diobati dengan obat penekan batuk. Resep obat tradisional Cina juga dapat dipertimbangkan.
3 : Batuk berdahak, apakah bisa menggunakan obat yang mengubah dahak bahkan antibiotik?
Sangat penting untuk menilai dari warna dahak. Biasanya infeksi COVID-19 menyebabkan peningkatan sekresi lendir, dan dahak umumnya berwarna putih. Kalau dahak putih, meski mudah keluar batuk, tidak bisa ditambah obat dahak. Namun jika warna dahak berubah dari putih menjadi kuning atau bahkan kuning keemasan, kita perlu mewaspadai infeksi virus setelah infeksi bakteri, dan perlu kombinasi obat anti bakteri.
4 : Disis darah berdahak saat batuk, apakah tubuh mengalami masalah besar?
Jika pasien tidak pernah mengalami hemoptisis sebelumnya, kali ini terjadi setelah infeksi COVID-19. Jika dahak mengandung darah dan darah berada di permukaan dahak, maka itu hanya kerusakan mukosa. Situasi ini tidak perlu tegang, dan observasi boleh saja.
Jika darah dan dahak tercampur rata, berarti hemoptisis dapat berasal dari saluran pernapasan bagian bawah, dan mungkin juga di bronkiolus dan alveoli. Jika volume hemoptisis terus meningkat, warnanya merah cerah. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan yang relevan dan pergi ke rumah sakit.
5 : Berapa lama batuk bertahan setelah infeksi COVID-19?
Pada fase akut, sekitar 60%-80% penderita akan mengalami batuk, yang umumnya dapat mereda secara alami. Bila batuk sudah dalam stadium subakut, baru tiga minggu kemudian, bila batuk masih belum reda, biasanya dianjurkan ke dokter spesialis untuk penanganan lebih lanjut.